me & my parent

me & my parent

me

me
Minangkabau

Family

Family
Bunda&Ayah

Keluarga PD

Pages

Rabu, 19 Januari 2011

Perisai Diri

Assalamu'alaikum,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
baca jalan cerita mengenai mel di perisai diri ya........
Dari dulu mel berkeinginan mempelajari ttg bela diri,ternyata mel temukan di SMKN2 TK,Alhamdulillah segala puji bagi Allah,waktu pertama msk Perisai diri mel g mngrt satupn ttg perisai diri...........
mel juga g mempunyai bakat......
berbda dg tmn2 mel yg lain,tp mel g menyerh saat itu....
mel sellu menctt pa tknik yg di pljr  siangx......
setelah berjln hampir 1 Thn lthn,bpk mulai mmbuat program UKT,disitulh mel bisa mendapat pnglmn yg sngt berhrga,,,
distu mel dpt mngnl yg namax pak warjo,yg merupkn bpk yg mel synk bukn berarti ma pak idon tdk.....
tp lw bleh mel jujur mmg lbhx ma pak arjo mngpa? karena selain pak warjo bisa merasakn pa yg kita rasakn dy jga sosok seorg ayah yg sll merangkul anak2x...
lw pak idon mel juga menyyangix karena dia adalh bagian dari perisai diri dan bagian dari jiwa mel......
Pada tggl 22 Nov 2008 mel naik tingkat ke dasr 2 Alhamdulillah mel memegang nilai yg tertinggi,
tp pada naik tingkat yg ke dua mel tidak dpt memperthnkn nilai mel itu....tp saat itu pn tdk diumumkn siapa yg tertinggix......dan untuk naik kestrip putih InsyAllh akn di adkn pada tgl 12/13 februari tahun ne.......
mudh2 mel dpt melaksanakn dengan baik..........Ammiiiiiiiiiiiiiiiin........................
Read more »

Jumat, 14 Januari 2011

Jurusan Akuntansi

Ne kami anak akuntansi,
Jurusan yang da di SMK N 2 mempunyai beberapa jurusan salah satunya Akuntansi
Read more »

SMKN 2 Teluk Kuantan

 Ini merupakakn Ruangan belajar diSMKN2,dari ruangan inilah kami setiap hari menimbah ilmu,dg guru2 yang baik dan para teman yang bersahaja....
 Foto ini merupakan foto saat kami belajar di ruangan  internet.......ruangan dengan pasilitas yang sangat bagus dan dapat di manfaatkan.
 Ne merupakan Kepsek kami yang setiap hari memberikan pengarahan-pengarahan pada kami,dan tak perbosan agar kami menjadi siswa/i yang terampil dan disiplin dalam kehidupan....
sesuai dengan motto kami SMK2 Bisa,Serius,Kompak......
dan dari kepala sekolah inilah sekolah kami di kenal sangat disiplin kenapa karena nelah Kepala sekolah yang satu-satunya yang setiap hari menjadi satpan mennunggu siswa yang terlambat dan di beri penngarahan,dan dg pengarahan yang diberikan oleh bapak kepala sekolah siswa/i Insyallah setiap harinya semakin berkurang.
Nelah ruangan internet kami Ruanngan yang kami gunakan untuk belajar berbagai hal......
Read more »

Sabtu, 08 Januari 2011

Kisah seorang anak laki_laki

Alkisah ada anak lelaki dengan watak
buruk.
Ayahnya memberi dia sekantung penuh
paku, dan
menyuruh memaku satu batang paku di
pagar
pekarangan setiap kali dia kehilangan
kesabarannya atau berselisih paham
dengan
orang lain.
Hari pertama dia memaku 37 batang di
pagar.
Pada minggu-minggu berikutnya dia
belajar untuk
menahan diri, dan jumlah paku yang
dipakainya
berkurang dari hari ke hari. Dia
mendapatkan
bahwa lebih gampang menahan diri
daripada
memaku di pagar.
Akhirnya tiba hari ketika dia tidak perlu
lagi
memaku sebatang paku pun dan dengan
gembira
disampaikannya hal itu kepada ayahnya.
Ayahnya kemudian menyuruhnya
mencabut
sebatang paku dari pagar setiap hari bila
dia
berhasil menahan diri/bersabar.Hari-hari
berlalu
dan akhirnya tiba harinya dai bisa
menyampaikan
kepada ayahnya bahwa semua paku
sudah
tercabut dari pagar.
Sang ayah membawa anaknya ke pagar
dan
berkata :Anakku, kamu sudah berlaku baik,
tetapi coba lihat betapa banyak lubang
yang
ada dipagar. Pagar ini tidak akan kembali
seperti
semula.Kalau kamu berselisih paham atau
bertengkar dengan orang lain, hal itu
selalu
meninggalkan luka seperti pada pagar.
Kau bisa menusukkan pisau di punggung
orang
dan mencabutnya kembali, tetapi akan
meninggalkan luka. Tak peduli berapa
kali kau
meminta maaf/menyesal, lukanya
tinggal. Luka
melalui ucapan sama perihnya seperti
luka
fisik.
Kawan-kawan adalah perhiasan yang
langka.
Mereka membuatmu tertawa dan
memberimu
semangat. Mereka bersedia
mendengarkan jika
itu kau perlukan, mereka menunjang dan
membuka
hatimu. Tunjukkanlah kepada teman-
temanmu
betapa kau menyukai mereka.
Untuk mengakhiri : Keindahan
persahabatan
adalah bahwa kamu tahu kepada siapa
kamu
dapat mempercayakan rahasia.
(Alessandro Manzoni)
Beberapa baris untuk direnungkan
.
Berilah kepada orang lebih dari yang
mereka
harapkan, dan lakukan secara
bijaksana.Yakinlah
pada dirimu ketika berkata :
Aku mencintai mu.
Jika kau berkata : Aku menyesal, tataplah
mata
lawan bicaramu.Jangan permainkan
harapan orang
lain.Mungkin kau bisa tersinggung, tetapi
itulah
satu- satunya cara untuk menjalani
hidupmu.
Jangan adili orang lain, tetapi adili
dirimu secara
kritis.Bicaralah pelan, tetapi cepat dalam
berpikir.
Jika kau ditanya sesuatu yang tak ingin
kau
jawab,senyumlah, dan tanya : Mengapa
kamu mau tahu? Ingatlah bahwa kasih
yang
paling indah dan sukses yang terbesar
mengandung banyak resiko.
Jika kau kalah, jangan lupakan pelajaran
dibalik
kekalahan itu. Hargai dirimu. Hargai
orang lain.
Bertanggung jawablah atas tindakanmu.
Jangan
biarkan selisih paham merusak indahnya
persahabatan.
Read more »

Di mana kah ALLAH,,,????

DIMANAKAH ALLAH ?? (diatas langit)
Dalam suatu pengajian selepas shalat Isya’ menjelang shalat Tarawih pada bulan Ramadhan 1426 H yang lalu di suatu masjid di daerah Depok, seorang penceramah melontarkan satu pertanyaan kepada para hadirin yang hadir pada saat itu. Pertanyaan yang dilontarkan sangat simpel dan sederhana, yaitu, “Di mana Allah?”. Mendengar pertanyaan yang mungkin belum pernah terdengar, para jamaah yang hadir tersebut diam dan tidak terdengar ada jawaban. Lalu penceramah tersebut mengulangi lagi pertanyaannya, “Bapak-bapak, Ibu-ibu Di mana Allah?”. Setelah ditunggu beberapa saat tidak terdengar juga ada jawaban. Namun tanpa disangka dan diduga dua anak kecil yang berada di shaf (barisan) paling belakang duduk di dekat pintu masuk khusus kaum pria, mereka berdua dengan wajahnya yang sangat polos menjawab, “Allah di langit”.
Dalam kesempatan lain dan di tempat lain, penceramah tersebut juga mengajukan pertanyaan yang sama kepada jamaah yang hadir, “Di mana Allah?”. Ada seorang hadirin yang menjawab, “Allah ada di mana-mana dan Dia ada di setiap tempat”, ada lagi yang mencoba untuk menjawab: “Allah ada di hati kita”. Ada lagi yang lainnya mengatakan, “Allah tidak punya tempat”, yang lain lagi mengatakan, “Kita tidak boleh menanyakan hal itu”.
Allah subhanahu wata’ala adalah Rabb yang haq dan wajib kita ibadahi dan bahkan kita diperintahkan oleh-Nya secara rutin untuk melaksanakan ibadah shalat sebanyak 5 kali sehari semalam sebagai bentuk penyembahan dan pengabdian kita yang sangat agung kepada-Nya. Hal itu kita lakukan agar kita tergolong sebagai hamba-Nya yang bertauhid.
Dan juga setiap do’a yang kita panjatkan dan kita munajatkan kepada-Nya setiap ada waktu dan kesempatan, lalu kita tengadahkan kedua tangan kita “ke atas” yang mengindikasikan bahwa Dzat yang kita sembah adalah Maha Tinggi (berada di atas langit yang tinggi).
Masih banyak pemahaman aqidah kaum muslimin yang perlu diluruskan, sebab mayoritas mereka belum mengenal Allah subhanahu wata’ala secara benar, artinya aqidah mereka masih banyak yang menyimpang, hal ini terbukti dari jawaban-jawaban mereka yang salah ketika menjawab pertanyaan yang terlihat sederhana seperti; “Di mana Allah?”. Mereka tidak tahu bahwa jawaban yang tepat adalah “Allah ada di langit”. Ketidaktahuan mereka ini mengindikasikan bahwa aqidah kaum muslimin masih cukup memprihatinkan dan perlu adanya pembenahan.
Kekeliruan semacam ini sebagai akibat dari informasi-informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan yang ditiupkan oleh manusia-manusia yang kurang paham dalam bidang aqidah, sehingga merusak fithrah kaum muslimin.
Padahal untuk menjawab pertanyaan “Di mana Allah,” tidak mesti seseorang itu berkapasitas sebagai seorang ulama, sebab fithrah manusia yang masih suci akan mampu memberikan jawaban yang tepat. Sebagai contoh adalah kasus di atas; dua anak kecil mampu memberikan jawaban yang benar dan tepat ketika menjawab pertanyaan “Di mana Allah?”.
Marilah kita simak pula sebuah hadits shahih berikut ini, “Seorang shahabat Nabi yang bernama Mu’awiyah Bin Hakam As-Sulamy radhiyallahu ‘anhu, dia memiliki seorang budak wanita yang ingin dia merdekakan, akan tetapi sebelum dia dimerdekakan oleh Mu’awiyah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajukan dua pertanyaan kepada budak wanitanya tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadanya, “Di mana Allah ?” Lalu dijawab oleh budak wanita itu, “(Allah itu) di langit”, lalu Nabi bertanya lagi, “Siapa saya ini?”, dijawab oleh budak wanita itu, “Engkau adalah Rasulullah.” Setelah itu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda, “Merdekakan dia, karena dia seorang mukminah (yang beriman dan beraqidah secara benar)”.
Hadits ini diriwayatkan oleh jama’ah Ahli Hadits, diantaranya; Imam Muslim, Imam Malik, Imam Abu Daud, Imam Nasa’i, Imam Ahmad, Imam Baihaqi, Imam Daarimi, Imam Ibnu Khuzaimah, dan lain-lain.
Hadits ini merupakan hujjah (dalil) yang sangat kuat untuk membantah orang-orang yang berkeyakinan bahwa “Allah subhanahu wata’ala ada di mana-mana dan Dia berada di setiap tempat”. Hadits ini menerangkan dengan sangat jelas tentang keberadaan Allah subhanahu wata’ala “di atas langit”.
Imam Adz-Dzahabi setelah membawakan hadits ini di dalam kitabnya “Al-’Uluw,” beliau berkomentar: “Yang demikian itulah pendapat kami (artinya dia sejalan dengan hadits di atas), setiap ada orang yang bertanya, “Di mana Allah? “Maka dia (orang yang ditanya) dengan fitrahnya akan segera menjawab, “(Allah ) Di atas langit!” Di dalam hadits ini ada dua permasalahan:
Pertama; Disyari’atkan seorang muslim bertanya (kepada saudaranya), “Di mana Allah?”,
Kedua; Jawaban orang yang ditanya (hendaklah mengatakan), “Di atas langit!” Barangsiapa yang mengingkari dua permasalahan ini maka dia berarti telah mengingkari Al-Musthafa (Muhammad) shallallahu ‘alaihi wasallam”.
Imam Ad-Darimi membawakan hadits ini dalam kitabnya, Ar-Raddu ‘ala Al-Jahmiyyah. Lalu beliau berkata, “Di dalam hadist Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ini dijelaskan dengan terang, bahwa apabila seseorang tidak mengetahui keberadaan Allah yang berada di atas langit dan bukan di bumi, maka dia bukanlah seorang mukmin. Tidakkah engkau perhatikan bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah menjadikan tanda keimanannya (budak perempuan) tersebut adalah pengetahuannya tentang keberadaan Allah subhanahu wata’ala di atas langit.
Penjelasan tentang istiwa’ (bersemayamnya) Allah di atas ‘Arsy di langit-Nya telah ditegas-kan oleh Allah sendiri di tujuh tempat dalam Al-Qur’an:
(1) S. Thaha ayat 5,
(2) S. Al-A’raf ayat 54,
(3) S. Yunus ayat 3,
(4) S. Ar-Ra’du ayat 2,
(5) S. Al-Furqon ayat 59,
(6) S. As-Sajdah ayat 4 dan
(7) S. Al-Hadid ayat 4.
Madzhab Salaf dan orang-orang yang mengikuti mereka, seperti imam yang empat: Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad Bin Hambal dan Imam-Imam yang lainnya, termasuk Imam Abul Hasan al-Asy’ary, mereka berkeyakinan sama dan mengimani keberadaan Allah subhanahu wata’ala di atas langit dan bersemayam di ‘Arsy-Nya sesuai dengan kebesaran dan keagungan-Nya.
Dalam kitab Minhaj Al-Firqoh An-Najiyah karya Syaikh Muhammad Jamil Zainu hafidzahullah, beliau menukilkan beberapa ungkapan ulama dari kalangan As-Salafush Sholeh tentang keberadaan Allah subhanahu wata’ala di atas ‘Arsy-Nya, diantaranya:
Imam Al-Auza’iy , berkata, “Kami dari kalangan Tabi’in mengatakan; sesungguhnya Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Mulia sebutan-Nya berada dia atas ‘Arsy-Nya, kami mengimani sifat-sifat-Nya sebagaimana apa adanya menurut Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Imam Abu Hanifah , berkata, “Barangsiapa yang berkata saya tidak tahu apakah Rabb-ku berada di langit atau di bumi, maka sungguh dia bukan seorang muslim, karena Allah subhanahu wata’ala sesungguhnya telah berfirman, (Ar-Rahmân ‘Alal-’Arysistawâ, (artinya: Dzat Yang Maha Pengasih bersemayam di atas ‘Arsy), dan ‘Arsy-Nya itu di atas langit yang tujuh. Jika ada yang mengatakan; sesungguh Dia (Allah subhanahu wata’ala) di atas ‘Arsy-Nya bersemayam, akan tetapi saya tidak tahu apakah ‘Arsy itu berada di langit atau di bumi, maka dia juga bukan seorang muslim, karena sesungguhnya dia telah mengingkari bahwa Allah subhanahu wata’ala berada di atas langit. Dan barangsiapa yang mengingkari keberadaan-Nya di langit, berarti dia telah kufur, karena sesungguhnya Allah subhanahu wata’ala adalah Dzat yang paling tinggi di atas segala yang tinggi, dan para Hamba-Nya meminta (berdo’a) kepada-Nya dengan menengadahkan tangan ke atas dan bukan ke bawah).
Imam Asy-Syafi’i , berkata, “Sesungguhnya Allah subhanahu wata’ala berada di atas ‘Arsy-Nya (dan ‘Arsy-Nya itu) di atas langit-Nya, Dia mendekat kepada makhluk-Nya, (bagaimanapun caranya) sesuai dengan yang Dia kehendaki, dan sesungguhnya Allah turun ke langit dunia (langit pertama), (bagaimanapun caranya) sesuai dengan yang Dia kehendaki”.
Allah berada di langit, tetapi kekuasaan-Nya ada di mana-mana dan meliputi segala sesuatu. Dia mendengar doa hamba-Nya dan mengabulkannya karena Dia Maha Mendengar dan Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu.
(Abu Abdillah Dzahabi).
Read more »

License


ShoutMix chat widget

 
Powered by Blogger